Sejumlah psikolog bersama sejumlah pakar teknologi informasi membentuk Asosiasi Psikologi Cyber Indonesia (APsiCI) guna mempelajari perkembangan dan dampak teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi perilaku manusia.
“Kami menemukan perubahan tingkah laku manusia akibat perkembangan TIK yang sudah menyebar ke berbagai lini kehidupan,” kata Ketua Umum APsiCI, Rahmat Ismail, dalam peresmian APsiCI di Jakarta, Selasa.
Rahmat mengatakan perubahan pola komunikasi secara langsung melalui internet berpengaruh terhadap kepribadian seseorang dari kepribadian nyata ke kepribadian dalam jaringan (online).
“Ketika di dunia maya, orang tidak tahu dengan siapa dia berkomunikasi karena berbagai emosi manusia sepeti senang, marah, atau sedih cenderung berbeda saat ‘online’,” kata mantan Ketua Himpunan Psikologi Indonesia itu.
Perubahan perilaku akibat interaksi dalam jaringan yang diamati APsiCI antara lain kerjasama kelompok, altruism atau mementingkan kepentingan orang lain, pemeliharaan kehidupan, hingga ketiadaan isu gender.
Di sisi lain, dampak negatif dari TIK yaitu kriminalitas siber (cybercrime), intimidasi siber (cyberbullying), terorisme siber (cyberterrorism), ketergantungan permainan ‘online’, hingga kasus hubungan manusia akibat penggunaan media jejaring sosial.
“Setiap perubahan perilaku dan kepribadian seseorang harus diawasi karena interaksi dengan mesin seperti tombol ‘on-off’ bisa terbawa ke kehidupan nyata jika seseorang tidak menyukai orang lain,” kata Rahmat.
Rahmat menambahkan perubahan karakter seseorang ketika berkomunikasi dalam jaringan disebabkan proses internalisasi hal baru ke dalam diri secara rutin terutama hal yang ‘menyenangkan’ bagi pengguna.
“Hal ‘menyenangkan’ itu menjadi berbahaya jika seseorang tidak dapat menyeleksi dalam dirinya karena mungkin berbeda dengan nilai-nilai di masyarakat,” kata Rahmat.