Halaman

Selasa, 26 Maret 2013

MEMORI


A.     Pengertian Ingatan
Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf.Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering).
Dalam proses mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage).


B.      Fungsi Memasukkan (Encoding)
Proses Encoding (pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam memori.
Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1.      Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh konkritnya dapat kita lihat pada anak-anak yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak disengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil berguling-guling.
2.      Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita sebagai mahasiswa, dimana dengan sengaja kita memasukkan segala hal yang dipelajarinya di perguruan tinggi.

D.     Fungsi Menimbulkan Kembali (Retrival)
Fungsi ketiga ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat kembali sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “Belajar dari Pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi saat ini juga.
Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan cara:
1.       Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Conyohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud.
2.       Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
3.       Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses mengingat reintegrativeterjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron), maka akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena orang tersebut telah menontonnya berkali-kali.

E.      Kelupaan
Kelupaan terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran yang akhirnya mengalami kelupaan. Hali itu dikarenakan interval merupakan titik pijak dari teori-teori tentang kelupaan.
Ada lima teori lupa, yaitu:
1.      Decay Theory (Atropi), teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak (memory trace) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan rusak atau menghilang.

2.      Teori Interferensi, teori ini menitikberatkan pada isi interval. Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan), akan tetapi jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat yang lama, tetapi juga terjadi sebaliknya.
Bila informasi yang baru kita terima menyebabkan kita sulit mencari informasi yang sudah ada dalam memori kita, maka terjadilahinterferensi retroaktif. Sedangkan, bila informasi yang kita terima sulit untuk diingat karena adanya pengaruh ingatan yang sama, maka terjadi proses interferensi proaktif.

3.      Teori Retrieval Failure, teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.

4.      Teori Motivated Forgetting, menurut teori ini, seseorang akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini akan cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Jadi, teori ini beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada.

5.      Lupa Karena Sebab-sebab Fisiologis, para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang mengakibatkan amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan disebut menderia amnesia retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, maka orang tersebut menderita amnesia anterograd.

F.       Beberapa Eksperimen Mengenai Ingatan
Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ingatan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method)
Metode ini merupakan metode penelitian ingatan dengan melihat sejauh mana waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik, seperti dapat mengingat kembali materi tersebut tanpa kesalahan.
Misalnya seseorang yang disuruh mempelajari suatu syair lagu dan orang tersebut harus menimbulkan kembali syair tanpa ada kesalahan. Bila kriteria ini telah terpenuhi, maka diukur waktu yang diperlukan hingga mencapai kriteria tersebut. Individu yang satu lebih cepat daripada individu yang lain, tetapi ada pula yang lambat. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu atau usaha yang dibutuhkan oleh seseorang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing.

2.      Metode belajar kembali (the relearning method)
Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana suatu individu disuruh mempelajari kembali materi yang telah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu. Dalam relearning, untuk mempelajari materi yang sama untuk kedua kalinya membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat dibanding dengan pertemuan pertama.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin sering dipelajari, semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya, dan semakin banyak materi yang dapat diingat dengan baik, dan makin sedikit materi yang dilupakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa prosesrelearning ada waktu yang dihemat untuk disimpan. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan metode saving method.

3.      Metode rekonstruksi
Metode ini menugaskan individu untuk mengkronstruksi kembali materi yang telah diberikan kepadanya. Dalam mengkonstruksi kembali dapat diketahui waktu yang digunakan, kesalahan-kesalahan yang diperbuat, sampai pada kriteria tertentu. Contohnya seperti bermain puzzle.

4.      Metode mengenali kembali (recognition)
Dalam metode ini penelitian dalam memori ditekankan padarecognition (mengenal kembali). Jadi subjek diminta untuk mempelajari materi kemudian materi tadi disajikan ulang dengan penyertaan materi lain. Adanya materi lain untuk mentes subjek apakah ia mampu mengenal kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya diantara materi-materi lain yang disajikan.
5.      Metode mengingat kembali
Dalam metode ini yang ditekankan adalah proses recall(mengingat kembali) terhadap apa yangtelah dipelajari sebelumnya. Misalnya pada tes yang berbentuk essai atau pada tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta untuk mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.

6.      Metode asosiasi berpasangan
Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan  mengingat apa yang telah dipelajarinya, maka dalam evaluasi, salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subjek disuruh menampilkan kembali (baik recall maupun recognition).

referensi : Anonim. “Ingatan dan Memori Otak”. Online.http://anangku.blogspot.com/2008/09/ingatan-dan-memori-otak.html. Diakses 20 Desember 2011.

Anonim. “Recall Memory dalam Psikologi”. Online.http://www.masbow.com/2009/11/recall-memory-dalam-psikologi.html. Diakses 20 Desember 2011.

Dedi Wahyudi. “Seputar Ingatan (Memory)”. Online.http://podoluhur.blogspot.com/2009/02/seputar-ingatan-memory.html. Diakses 20 Desember 2011.

Herico. “Istilah dan Konsep Dasar Memori atau Ingatan”. Online.http://goilmu.wordpress.com/2010/01/29/istilah-dan-konsep-dasar-memori-atau-ingatan/. Diakses 20 Desember 2011.

Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

»»  read more...

TEORI KOGNISI DAN BAHASA


  Kognisi

Istilah kognisi berasal dari bahasa Latin cognoscere yang artinya mengetahui. http://id.shvoong.com/images/spacer.gif?s=summarizer&d=1331719938031&id=273206cf-974b-4c4a-9b0e-9e13b6659030Kognisi adalah istilah ilmiah untuk  proses pikiran, yaitu bagaimana manusia melihat, mengingat, belajar dan berpikir tentang informasi.
Kognisi dipahami sebagai proses mental karena kognisi mencermikan pemikiran dan tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu kognisi tidak dapat diukur secara langsung, namun melalui perilaku yang ditampilkan dan dapat diamati. Misalnya kemampuan anak untuk mengingat angka dari 1-20, atau kemampuan untuk menyelesaikan teka-teki, kemampuan menilai perilaku yang patut dan tidak untuk di imitasi. Proses kognitif menggabungkan antara informasi yang diterima melalui indera tubuh manusia dengan informasi yang telah disimpan di ingatan jangka panjang.
Kognisi sangat erat kaitannya dengan proses berpikir, dimana berpikir melibatkan proses manipulasi informasi secara mental, seperti membentuk konsep-konsep abstrak, menyelesaikan beragam masalah, mengambil keputusan, dan melakukan refleksi kritis atau menghasilkan gagasan kreatif.
Konsep (concepts) ialah proses dasar dari berpikir, karena konsep merupakan kategori-kategori mental yang digunakan untuk mengelompokkan objek-objek, kejadian-kejadian, dan beragam sifat. Konsep merupakan potongan/ bagian yang membangun pikiran manusia, oleh karena itu konsep sangat mempengaruhi pola berpikir setiap manusia. Pemahaman akan konsep akan menghasilkan kelanjutan dari proses berpikir yaitu pemecahan masalah.
Pemecahan masalah ialah suatu proses berpikir dalam mencapai suatu maksud / tujuan, dimana dalam mencapai tujuan tersebut terdapat berbagai hambatan yang berkaitan dengan penggunaan informasi-informasi dari konsep selama proses berpikir. Kemampuan manusia dalam memecahkan masalah sangat dipengaruhi oleh konsep berpikir yang dimiliki oleh manusia tersebut.

Bahasa

Bahasa dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk menginterpretasikan atau menyampaikan isi pikiran dari seseorang dengan yang lainnya. Bahasa merupakan suatu proses kognitif yang paling signifikan (jelas) yang ada pada manusia.
Bahasa distrukturkan atau dikendalikan oleh nalar manusia. Kemampuan berbahasa merupakan hasil dari proses kognisi yang telah matang yang ada pada manusia. Titik awal dari teori kognitif ialah anggapan terhadap kapasitas kognitif seseorang dalam menemukan suatu struktur bahasa yang ada disekelilingnya. Proses belajar bahasa secara kognitif merupakan proses kognitif yang kompleks karena menyangkut lapisan bahasa yang terdalam. Lapisan bahasa tersebut ialah: ingatan (memori), persepsi, pikiran, makna dan emosi yang saling berpengaruh dalam jiwa manusia.
Dengan bahasa individu mampu mengabstraksikan pengalamannya dan mengkomunikasikannya pada orang lain karena bahasa merupakan sistem lambang atau simbol yang tidak terbatas yang mampu mengungkapkan segala pemikiran. Struktur bahasa sangat dipengaruhi oleh struktur pikiran (kognisi) suatu individu. Bahasa dapat dianalogikan sebagai jalan atau cara dalam mengapresiasikan hasil proses berpikir kompleks yang digunakan dalam pemecahan masalah yang ada dalam lingkungan hidup individu.

»»  read more...

Senin, 25 Maret 2013

TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA


E. Teori Perkembangan Manusia
Teori perkembangan manusia tersebut ialah :
a) Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh faktor-faktor nativus, yaitu faktor-faktor keturunan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu pada waktu dilahirkan. Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu, dan sifat-sifat inilah yang akan menentukan keadaan individu yang bersangkutan, sedangkan faktor lain yaitu lingkungan, termasuk di dalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan individu itu. Teori ini dikemukakan oleh Schopenhouer. Teori ini menimbulkan pandangan bahwa seakan-akan manusia telah ditentukan oleh sifat-sifat sebelumnya, yang tidak dapat diubah, sehingga individu sangat tergantung kepada sifa-sifat yang diturunkan oleh orang tuanya.
b) Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang individu akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Termasuk pendidikan yang diterima oleh individu itu. Teori ini dikemukakan oleh John Locke, juga dikenal dengan teori tabularasa, yag memandang keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peranan. 
c) Teori Konvergensi
Teori ini merupakan teori gabungan (konvergensi) dari kedua teori tersebut di atas, yaitu suatu teori yang dikemukakan oleh William Stern baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting di dalam perkembangan individu. Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh faktor yang dibawa sejak lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan (termasuk pengalaman dan pendidikan) yang merupakan faktor eksogen. Penelitian dari W. Stern memberikan bukti tentang kebenaran dari teorinya. W. Stern mengadakan penelitian dengan anak-anak kembar di Hamburg. Dilihat dari segi faktor endogen atau faktor genetik anak yang kembar mempunyai sifat-sifat keturunan yang dapat dikatakan sama. Anak-anak tersebut dipisahkan dari pasangannya dan ditempatkan pada pengaruh lingkungan yang berbeda satu dengan yang lain.
F. Karakteristik Perasaan
a) Bersangkut paut dengan gejala pengenalan. Perasaan yang berhubungan dengan peristiwa persepsi, merupakan reaksi kejiwaan terhadap stimulus yang mengenainya. Ada yang mengalami keadaan sangat menyenangkan, tetapi sebaliknya juga ada yang biasa saja, dan bahkan mungkin ada yang mengalami perasaan yang kurang senang. Dengan demikian, sekalipun stimulusnya sama, tetapi perasaan yang ditimbulkan oleh stimulus tersebut dapat berlain-lainan.
b) Perasaan bersifat subjektif, lebih subjektif bila dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa kejiwaan yang lain. Sekalipun stimulusnya sama, perasaan yang ditimbulkan dapat bermacam-macam sifatnya sesuai dengan keadaan masing-masing individu.
c) Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang yang tingkatannya tidak sama. Walaupun demikian ada sementara ahli yang mengemukakan bahwa perasaan senang dan tidak senang hanyalah merupakan salah satu demensi saja dari perasaan.
»»  read more...

MOTIVASI

A. MOTIVASI


Motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya  penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai  suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Motivasi berarti bergerak kearah tertentu. Jadi motivasi berusaha memehami sebab perilaku seseorang.
Teori Motivasi yang berupa dorongan ada 2, yaitu :
  • Pull Teory (menarik/insentiv)
Artinya sesuatu yang ada diluar individu yang membuatnya tertarik sehingga berperilaku tertentu. Ex : di rumah panas, di mall lebih dingin dan dia ingin dingin maka dia akan pergi ke mall untuk mendapatkan kenyamanannya (suasana yang dingin dan intensiv.
  • Push Teory (mendorong/drive)
Artinya apa yang ada di dalam dirimya sendiri yang mendorongnya untuk berperilaku. Yang banyak dipakai disini adalah ‘need’. Apabila dia butuh sosial yang tinggi dia akan sering bertemu dengan orang. Ingin berinteraksi dia berbuat tertentu untuk berprestasi.
Psikologi dalam meneliti sesuatu berusaha untuk empiris.  Dilihat kalau faktor dari luar dihilangkan maka motivasinaya berkurang/hilang, berarti ia bertindak karena pull. Begitupun sebaliknya. Misalnya diteori kepolisian ada pepatah “kejahatan terjadi karena ada niat dan kesempatan”. Dalam hal ini proses yang terjadi adalah niat lalu insentif (sesuatu yang dari luar mendorong berbuat sesuatu, ada yang menyenangkan/baik atau tidak baik/buruk) dan kesempatan barulah drive.
Motivasi merupakan sesuatu yang menyebabkan nyaman/tidak dari dalam ataupun luar. Ex : Malu. Dia malu mendapatkan nilai jelek. Malunya pada pada orang lain merupakan faktor dari luar (dia malu karena orang lain).

sumber referensi : http://edukasi.kompasiana.com
»»  read more...

Minggu, 24 Maret 2013

TEORI BELAJAR KOGNITIF


A. Teori Belajar Kognitif

B. Kelompok 8:
Faisal Fadly (111402006)
Environt Spratly A (111402014)
Dian Aria Ningsih (111402048)
Jun Arthur R (11402058)
Fachru Rozi N (111402094)

C. Hasil diskusi

Defenisi Belajar Kognitif
Belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi.

Beberapa Tokoh-Tokoh Teori Belajar Kognitif :
ž  Jean Piaget
ž  David Ausubel
ž  Jerome Bruner
ž  Mex Wertheimenr
ž  Kohler
ž  Kurt Lewin
                                                                                              


        Teori Jerome Bruner


 Teori Jerome Bruner

    Menurut Bruner, pembelajaran hendaknya dapat menciptakan situasi agar mahasiswa dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimen untuk menemukan pengetahuan dan kemampuan baru yang khas baginya. Dari sudut pandang psikologi kognitif, bahwa cara yang dipandang efektif untuk meningkatkan kualitas output pendidikan adalah pengembangan program-program pembelajaran yang dapat mengoptimalkan keterlibatan mental intelektual pembelajar pada setiap jenjang belajar. Sebagaimana direkomendasikan Merril, yaitu jenjang yang bergerak dari tahapan mengingat, dilanjutkan ke menerapkan, sampai pada tahap penemuan konsep, prosedur atau prinsip baru di bidang disiplin keilmuan atau keahlian yang sedang dipelajari.
    
     Proses Belajar Menurut Jerome Bruner
          Menurut Bruner, dalam proses belajar dapat dibedakan tiga fase atau episode, yakni (1) informasi, (2) transformasi (3) evaluasi (pengkajian pengetahuan).Informasi, dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi ada yang menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya, misalnya bahwa tidak ada energi yang lenyap.
      Transformasi, informasi itu harus dianalisis diubah atau ditransformasi kedalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan.Evaluasi, kemudian kita nilai hingga manakah pengetahuan yang kita peroleh dan transformasi itu bisa dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
      Dalam proses belajar, ketiga episode selalu ada. Yang menjadi masalah ialah berapa banyak informasi yang diperlukan agar dapat ditransformasikan. Lama tiap episode tidak selalu sama. Hal ini antara lain juga bergantung pada hasil yang diharapkan, motivasi murid belajar, minat, keinginan untuk mengetahui dan dorongan untuk menemukan sendiri.
         Teori belajar bruner dikenal dengan tiga tahapan belajarnya yang terkenal, yaitu enaktif, ikonik dan simbolik. Pada dasarnya setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa yang ada di dalam lingkungannya dapat menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa tersebut di dalam pikirannya, yaitu suatu model mental tentang peristiwa yang dialaminya. Hal tersebut adalah proses belajar yang terbagi menjadi tiga tahapan, yakni:
     (1) Tahap enaktif; dalam tahap ini peserta didik di dalam belajarnya menggunakan atau memanipulasi obyek-obyek secara langsung.
     ( 2) Tahap ikonik; pada tahap ini menyatakan bahwa kegiatan anak-anak mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek. Dalam tahap ini, peserta didik tidak memanipulasi langsung objek-objek, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran dari objek. Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep (Sugandi, 2004:37).
     (3) Tahap simbolik; tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek. Anak mencapai transisi dari pengguanan penyajian ikonik ke penggunaan penyajian simbolik yang didasarkan pada sistem berpikir abstrak dan lebih fleksibel. Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan dengan sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan diproses untuk mencapai pemahaman.

       Ciri khas Teori Bruner dan perbedaannya dengan teori yang lain

ž          Teori Bruner mempunyai ciri khas daripada teori belajar yang lain yaitu tentang ”discovery”yaitu belajar dengan menemukan konsep sendiri. Disamping itu, karena teori Bruner ini banyak menuntut pengulangan-penulangan, maka desain yang berulang-ulang itu disebut ”kurikulum spiral kurikulum”. Secara singkat, kurikulum spiral menuntut guru untuk memberi materi pelajaran setahap demi setahap dari yang sederhana ke yang kompleks, dimana materi yang sebelumnya sudah diberikan suatu saat muncul kembali secara terintegrasi di dalam suatu materi baru yang lebih kompleks. Demikian seterusnya sehingga siswa telah mempelajari suatu ilmu pengetahuan secara utuh.
          Bruner berpendapat bahwa seseorang murid belajar dengan cara menemui struktur konsep-konsep yang dipelajari. Anak-anak membentuk konsep dengan melihat benda-benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan. Selain itu, pembelajaran didasarkan kepada merangsang siswa  menemukan konsep yang baru dengan menghubungkan kepada konsep yang lama melalui pembelajaran penemuan.

     D. Sumber Referensi

   1.  http://juprimalino.blogspot.com/
   2.  http://sainsmatika.blogspot.com/
   3.  Feldman, Robert   S.(2012). Pengantar Psikologi(UnderstandingPsychology).Jakarta:Salemba Humanika.

  ž
  

»»  read more...

Rabu, 20 Maret 2013


Apa kabar teman teman...!!!
Di sini kita akan membahas sensasi dan persepsi dari psikologi.
Dan saya akan bercerita tentang pengalaman saya yang di dalam pengalaman tersebut mengandung sensasi dan persepsi.
Okedeh langsung saja ya.... :D
Pada hari kamis jum’at malam saya sedang mempersiapkan baju-baju saya yang akan saya bawa pulang ke rumah, karna ada libur beberapa hari jadi saya memutuskan untuk pulang ke rumah. Dan saya pun mempersiapkan baju-baju untuk dipakai di rumah nanti dan tidak ketinggalan saya juga mempersiapkan baju bola dan sepatu bola kesayangan saya. Karna saya disana akan latihan sepak bola untuk itu saya mempersiapkan baju bola, sepatu bola dan perlengkapan lainnya. Tapi diantara baju-baju bola lainnya ada satu baju bola berwarna biru hitam dan terdapat sablon nama beserta nomor punggung  22 yang sangat saya gemari untuk memakainya, tidak tahu mengapa ketika memakai baju tersebut ada kebanggaan tersendiri yang membuat saya senang untuk memakainya dan kenapa saya memilih nomor 22 untuk nomor punggung saya karena nomor tersebut adalah nomor punggung pemain bola favorit saya yaitu Ricardo Kaka’ yang dulu pada waktu masih bermain bersama Ac Milan memakai nomor punggung 22. Setelah saya mempersiapkan baju baju yang akan di bawa saya pun bergegas untuk tidur,dan keesokan harinya saya pun pergi kuliah dengan membawa tas yang cukup berat yang bersikan baju-baju serta perlengkapan saya ditambah lagi saya membawa laptop maka bertambah lah berat tas saya yang membuat bahu saya sedikit pegal dan lelah. Kuliah pun  dimulai jam 8, karna 3 sks jadi selesai kuliah sekitar 10.30 wib. Dosen pun masuk dan membawakan kuliah, ternyata setelah dosen menerangkan, dosen tersebut meminta kami agar membuat nama-nama kelompok, ternyata dibuat kelompok tersebut untuk membuat tugas besar tentang matakuliah tersebut. Kami sudah mempersiapkan nama-nama kelompok tugas besar kami yg terdiri dari teman-teman terdekat kami yang sebahagian besar  laki-laki dan juga ada dua orang perempuan yang masuk kelompok kami.
Dan kami pun menyerahkan nama-nama kelompok tersebut kepada dosen, setelah itu dosen tersebut menyuruh kami unutk memikirkan dua judul untuk membuat suatu sistem dan menganalisisnya, kami pun bertanya satu sama lain dalam memikirkan judul tersebut dan “kira-kira buat sistem apa kita ya..? aku bertanya”. Dan semua pun  masih diam memikirkan judul tersebu ma- sing masing. Tiba-tiba salah satu teman saya memiliki ide untuk itu. Dan kami pun berasa senang akhirnya mendapatkan satu ide yang memuat judul cukup bagus menurut kami , kami harus yakin untuk membuat sitem tersebut dan sudah kami sepakati, selanjutnya tinggal satu judul lagi untuk melengkapi tugas kami, karna salah satu dari judul tersebut akan diajukan dan dipilih dosen tersebut sebagai tugas besar kami. Akhirnya judul kedua pun kami dapatkan, tapi kami berharap judul pertama yang akan dipilih karna kami sudah memikirkan semuanya untuk judul tersebut. Baik secara pihak yang bersangkutan dan lain-lain. Kami pun mengumpulkan kedua judul tersebut dan menanti untuk di panggil, dan kelompok kami pun di panggil dosen tersebut menanyakan tentang sistem yang akan kami buat, setelah bertanya dia memutuskan untuk sistem pertama yang kami pikirkan itu lah yang di setujui. Dan perasaan kami pun senang karna sesuai harapan dan mudah-mudahan bisa membuat sitem tersebut sesuai yang direncanakan. Dan jam menunjukkan 10.30, kuliah pun selesai dan saya pun dengan perasaan senang ingin berjumpa keluarga segera bergegas cepat pulang walaupun tas yang cukup lumayan berat  dan terisi penuh memadati  tas saya. Dan saya pun menaiki kereta dan berjalan pulang, di jalan pulang hari cukup cerah dan matahari bersinar terang unutk saya memakai  jaket jadi tidak terlau panas dan banyak juga angin yang bertiup. Jalanan cukup macet dan menghambat perjalanan saya, tapi untuglah tidak terlalu lama sehingga saya bisa melanjutkan perjalanan saya. Tidak terasa ternyata sudah dekat tinggal beberapa menit lagi saya akan sampai kerumah. Dan akhirnya saya pun sampai di rumah dan kelelahan tadi terbayar  oleh senangnya perasaan melepas kerinduan bersama keluarga.
Keesokan harinya sekitar jam  4 sore saya latihan di sana, karna saya sudah membawa perlengkapan jadi tinggal mempersiapkan, dan begegas ke lapangan. Setelah di lapangan saya langsung memakai sepatu dan  melakukan pemanasan,ternyata sudah banyak yang datang. Rasanya makin bersemangat untuk latihan. Setelah selesai latihan kami pun beristirahat dan duduk duduk bersama kemudian pelatih memanggil kami, dan ia menyampaikan bahwa hari minggu besok tanding melawan klub sepak bola tanjung pura. Tidak hanya menyampaikan itu, pelatih juga memberikan arahan tentang permainan kami tadi pada waktu latihan dan menyampaikan jam berapa kita akan berangkat. Setelah itu selesai kami pun bubar dan kembali pulang kerumah masing masing, menjaga kondisi  agar tetap fit dan bisa bertanding dengan maksimal serta istirahat yang cukup. Itulah yang saya lakukan menjeang pertandingan untuk hari minggu pertandingan persahabatan (friendly match). Dan hari minggu pun tiba paginya saya sudah mempersiapkan sepatu dan perlengkapan lain dan begitu juga adik saya, dia baru berumur 11 tahun dan masih SD kelas 6 tapi dia sangat menyukai sepak bola, dan dia juga  nanti akan bermain. Setelah mempersiapkan semuanya selesai saya langsung mandi berhubung kami berangkat jam 2 siang, saya,adik dan teman saya  segera berangkat karna jam sudah menunjukkan setengah 2 kami pun langsung ke tempat janjian untuk berkumpul.
Setelah menunggu beberapa saat dan yang lainnya juga sudah datang, akhirnya mobilnya datang. kami naik truk, ternyata truknya tidak cukup besar agak sedikit sempit. Tapi tidak apa-apa , setelah semua naik dan turk pun jalan. Biarpun cuaca cukup panas tapi semuanya tertawa dan riang gembira sambil melihat panorama indah, sambil menikmati perjalanan angin pun mulai bertiup kencang seiring laju truk tersebut, kami melewati  kampung demi kampung  dan akhirnya sampai di tempat tujuan, ternyata cukup jauh. Saya agak sedikit capek terutama kaki, karna harus berdiri terus. Kami pun menurunkan kostum tim dan membawanya ke dekat lapangan karna pemula (anak-anak kecil) akan segera bermain. Karna saya di senior dan dapat main  terakhir, jadi saya dan teman-teman memutuskan untuk beristirahat sambil bercerita-cerita yang juga di suguhi canda dan tawa. Saya juga meluruskan kaki yang tadinya cukup capek kini berangsur-angsur membaik. Ternyata di dekat kami beristirahat terdapat warung jajan, perut pun mulai lapar dan kami pun memutuskan untuk mencari makanan ke warung terasebut. Ternyata di sana hanya ada jajanan ringan saja kami membeli aga-agar dan beberapa roti sebagai pengganjal perut yang lapar. Kami pun menikmati jajanan ini yang akhirnya habis. Setelah selesai makan kami beranjak pergi ke dekat lapangan ternyata anak pemula sudah main dan pertandingannya cukup seru, serangan demi serangan terus kami lancarkan tetapi belum menemui hasil dan akhirnya lawan memanfaatkan serangan balik dan menciptkan gol. Kami melihat pertandingan begitu seksama hingga selesai dan akhirnya pertan dingan tersebut di menangkan oleh lawan dengan skor 2-1. Pertandingan kedua pun  akan segera dimulai saya pun bersiap-siap menontonnya lagi karna kali ini yang main adalah adik saya, mereka pun mulai melakukan pemanasan, adik saya  dan teman-temannya juga sudah bersiap-siap. Wasit pun mulai ke tengah lapangan dan itu tandanya pertandingan akan segera di mulai. Dan kick off pun dimulai kami mulai menyerang dan hampir beberapa kali mengancam gawang lawan.  Pertandingan masih berlangsung dan kini adik saya membawa bola ke gawang tetapi di di ganjal oleh lawandan ternyata lawan mengganjal di kotak 16 dan mendapatkan freekick dari wasit yang menghasilkan tendangan pinalti. Tapi adik saya masih terlihat kesakitan, mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa. Ternyata di bangun lagi dan tidak apa-apa. Tendangan pinalti pun dimulai, kami semua harap-harap cemas  dan tendangannya pun masuk ke gawang lawan, ternyata gollll...!!!!
Anak itu pun merasa senang dana bangga dapat mencetak gol, skor 1-0 bertahan hingga akhir pertandingan. Kami pun bersiap-siap untuk memakai kostum, karna setelah ini giliran senior yang akan main. Kami pun memakai kostum seragam berwarna biru hitam, setelah selelah selesai memakai sepatu, kami pun segera melakukan pemanasan. Pertandingan pun dimulai wasit menuju ke tengah lapangan untuk memulai pertandingan. Ternyata saya duduk di bangku cadangan, agak kecewa tapi tidak apa-apa yang penting ikut bertanding. Permainan pun cukup seru kami berhasil menjebol gawang lawan dan skor sementara 1-0 di babak pertama, tapi setelah itu pelatih memanggil saya dan menyuruh saya unutk bersiap-siap unutk menggantikan teman saya. Saya pun berlari ke pinggir lapangan dan melakukan pergantian pemain, senang rasanya bisa langsung main dan berada di posisi wing kiri. Saya pun dengan sigap bermain, ternyata kami dibalas dengan mereka menjebol gawang kami yang akhirnya skor 1-1. Pertandingan masih seru menyerang silih berganti, tetapi pada waktu kami menguasai bola dan teman saya terus membawanya ke kotak pinalti dan posisi saya juga sudah di dalam kotak pinalti dan dia mengoper bola kepada sayadan saya pun tidak menyia-nyiakan peluang, langsung saja saja shooting ternyata masuk.. dan Golll!!! Saya sangat bangga dan senang bisa menyumbangkan satu gol buat tim saya. Dan teman teman tersenyum bangga kepada saya. Tidak lama kemudian pluit tanda berakhirnya pertandingan pun selesai kami pun bersalam dengan lawan kami. Dan menuju pinggir lapangan untuk mengganti baju sambil bercerita dengan teman-teman yang diselingi dengan canda tawa tentang permainan dari pertandingan tadi. Kami cukup puas dengan pertandingan tadi kami bermain cukup bagus. Setelah semua selesai mengganti baju kami pun beranjak pulang ke rumah dan istirahat.



»»  read more...

Minggu, 24 Februari 2013

Pakar TI dan Psikolog Awasi Perubahan Perilaku Manusia Akibat Teknologi Informasi


Sejumlah psikolog bersama sejumlah pakar teknologi informasi membentuk Asosiasi Psikologi Cyber Indonesia (APsiCI) guna mempelajari perkembangan dan dampak teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi perilaku manusia.
“Kami menemukan perubahan tingkah laku manusia akibat perkembangan TIK yang sudah menyebar ke berbagai lini kehidupan,” kata Ketua Umum APsiCI, Rahmat Ismail, dalam peresmian APsiCI di Jakarta, Selasa.
Rahmat mengatakan perubahan pola komunikasi secara langsung melalui internet berpengaruh terhadap kepribadian seseorang dari kepribadian nyata ke kepribadian dalam jaringan (online).
“Ketika di dunia maya, orang tidak tahu dengan siapa dia berkomunikasi karena berbagai emosi manusia sepeti senang, marah, atau sedih cenderung berbeda saat ‘online’,” kata mantan Ketua Himpunan Psikologi Indonesia itu.
Perubahan perilaku akibat interaksi dalam jaringan yang diamati APsiCI antara lain kerjasama kelompok, altruism atau mementingkan kepentingan orang lain, pemeliharaan kehidupan, hingga ketiadaan isu gender.
Di sisi lain, dampak negatif dari TIK yaitu kriminalitas siber (cybercrime), intimidasi siber (cyberbullying), terorisme siber (cyberterrorism), ketergantungan permainan ‘online’, hingga kasus hubungan manusia akibat penggunaan media jejaring sosial.
“Setiap perubahan perilaku dan kepribadian seseorang harus diawasi karena interaksi dengan mesin seperti tombol ‘on-off’ bisa terbawa ke kehidupan nyata jika seseorang tidak menyukai orang lain,” kata Rahmat.
Rahmat menambahkan perubahan karakter seseorang ketika berkomunikasi dalam jaringan disebabkan proses internalisasi hal baru ke dalam diri secara rutin terutama hal yang ‘menyenangkan’ bagi pengguna.
“Hal ‘menyenangkan’ itu menjadi berbahaya jika seseorang tidak dapat menyeleksi dalam dirinya karena mungkin berbeda dengan nilai-nilai di masyarakat,” kata Rahmat.
»»  read more...