A. Teori Belajar Kognitif
B. Kelompok 8:
Faisal
Fadly (111402006)
Environt
Spratly A (111402014)
Dian Aria
Ningsih (111402048)
Jun Arthur
R (11402058)
Fachru Rozi
N (111402094)
C. Hasil diskusi
Defenisi Belajar Kognitif
Belajar
kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi,
terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang
dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal
berfikir, yakni proses pengolahan informasi.
Beberapa Tokoh-Tokoh
Teori Belajar Kognitif :
Jean Piaget
David Ausubel
Jerome Bruner
Mex Wertheimenr
Kohler
Kurt Lewin
Teori Jerome Bruner
Teori Jerome Bruner
Menurut Bruner, pembelajaran
hendaknya dapat menciptakan situasi agar mahasiswa dapat belajar dari diri
sendiri melalui pengalaman dan eksperimen untuk menemukan pengetahuan dan
kemampuan baru yang khas baginya. Dari sudut pandang psikologi kognitif, bahwa
cara yang dipandang efektif untuk meningkatkan kualitas output pendidikan
adalah pengembangan program-program pembelajaran yang dapat mengoptimalkan
keterlibatan mental intelektual pembelajar pada setiap jenjang belajar.
Sebagaimana direkomendasikan Merril, yaitu jenjang yang bergerak dari tahapan
mengingat, dilanjutkan ke menerapkan, sampai pada tahap penemuan konsep,
prosedur atau prinsip baru di bidang disiplin keilmuan atau keahlian yang
sedang dipelajari.
Proses Belajar Menurut Jerome
Bruner
Menurut Bruner, dalam proses
belajar dapat dibedakan tiga fase atau episode, yakni (1) informasi, (2)
transformasi (3) evaluasi (pengkajian pengetahuan).Informasi, dalam tiap pelajaran
kita peroleh sejumlah informasi ada yang menambah pengetahuan yang telah kita
miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang
bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya, misalnya bahwa
tidak ada energi yang lenyap.
Transformasi, informasi itu harus
dianalisis diubah atau ditransformasi kedalam bentuk yang lebih abstrak atau
konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini
bantuan guru sangat diperlukan.Evaluasi, kemudian kita nilai
hingga manakah pengetahuan yang kita peroleh dan transformasi itu bisa
dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
Dalam proses belajar, ketiga
episode selalu ada. Yang menjadi masalah ialah berapa banyak informasi yang
diperlukan agar dapat ditransformasikan. Lama tiap episode tidak selalu sama.
Hal ini antara lain juga bergantung pada hasil yang diharapkan, motivasi murid
belajar, minat, keinginan untuk mengetahui dan dorongan untuk menemukan
sendiri.
Teori belajar bruner dikenal dengan
tiga tahapan belajarnya yang terkenal, yaitu enaktif, ikonik dan simbolik. Pada
dasarnya setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa yang ada
di dalam lingkungannya dapat menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa
tersebut di dalam pikirannya, yaitu suatu model mental tentang peristiwa yang
dialaminya. Hal tersebut adalah proses belajar yang terbagi menjadi tiga
tahapan, yakni:
(1) Tahap enaktif; dalam tahap ini
peserta didik di dalam belajarnya menggunakan atau memanipulasi obyek-obyek
secara langsung.
( 2) Tahap ikonik; pada tahap ini
menyatakan bahwa kegiatan anak-anak mulai menyangkut mental yang merupakan
gambaran dari objek-objek. Dalam tahap ini, peserta didik tidak memanipulasi
langsung objek-objek, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan
gambaran dari objek. Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang
mewakili suatu konsep (Sugandi, 2004:37).
(3) Tahap simbolik; tahap ini anak
memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan
objek-objek. Anak mencapai transisi dari pengguanan penyajian ikonik ke
penggunaan penyajian simbolik yang didasarkan pada sistem berpikir abstrak dan
lebih fleksibel. Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan dengan
sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan diproses untuk
mencapai pemahaman.
Ciri khas Teori Bruner dan perbedaannya
dengan teori yang lain
Teori
Bruner mempunyai ciri khas daripada teori belajar yang lain yaitu tentang ”discovery”yaitu
belajar dengan menemukan konsep sendiri. Disamping itu, karena teori Bruner ini
banyak menuntut pengulangan-penulangan, maka desain yang berulang-ulang itu
disebut ”kurikulum spiral kurikulum”. Secara singkat, kurikulum spiral menuntut
guru untuk memberi materi pelajaran setahap demi setahap dari yang sederhana ke
yang kompleks, dimana materi yang sebelumnya sudah diberikan suatu saat muncul
kembali secara terintegrasi di dalam suatu materi baru yang lebih kompleks.
Demikian seterusnya sehingga siswa telah mempelajari suatu ilmu pengetahuan
secara utuh.
Bruner berpendapat bahwa seseorang murid belajar dengan cara menemui struktur
konsep-konsep yang dipelajari. Anak-anak membentuk konsep dengan melihat
benda-benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan. Selain itu,
pembelajaran didasarkan kepada merangsang siswa menemukan konsep yang
baru dengan menghubungkan kepada konsep yang lama melalui pembelajaran
penemuan.
D. Sumber
Referensi
1.
http://juprimalino.blogspot.com/
2.
http://sainsmatika.blogspot.com/
3. Feldman, Robert
S.(2012). Pengantar Psikologi(UnderstandingPsychology).Jakarta:Salemba
Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar